FAJARTIMURNEWS.com Wajo — Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Wajo Maju, Saeful, mengecam keras tindakan intimidasi dan dugaan premanisme yang dialami oleh kader HMI MPO Cabang Sinjai saat menggelar aksi demonstrasi di Kabupaten Sinjai.
Saeful menilai tindakan penghadangan dan ancaman yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal terhadap massa aksi merupakan bentuk nyata pembungkaman ruang demokrasi dan pelanggaran terhadap hak konstitusional warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
“Apa yang dialami oleh kawan-kawan HMI MPO Cabang Sinjai adalah tindakan biadab dan tidak bisa ditoleransi. Aksi intimidasi terhadap mahasiswa yang menyuarakan kepentingan rakyat merupakan bentuk teror terhadap demokrasi,” tegas Saeful.
Ia menegaskan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan HMI MPO Cabang Sinjai murni sebagai bentuk kontrol sosial terhadap berbagai persoalan krusial di daerah, mulai dari dugaan mafia BBM, tambang galian C ilegal, pelanggaran AMDAL, hingga dugaan pungli dalam pelayanan publik. Menurutnya, alih-alih dibungkam, suara kritis mahasiswa seharusnya dilindungi oleh negara.
Saeful juga menyoroti lemahnya pengamanan aparat pada saat kejadian, yang menyebabkan kader HMI MPO Cabang Sinjai berada dalam situasi terancam sebelum aparat hadir di lokasi.
“Kami sangat menyayangkan keterlambatan aparat keamanan. Negara tidak boleh kalah oleh premanisme. Aparat penegak hukum wajib hadir untuk melindungi rakyat, bukan membiarkan kelompok intimidatif merajalela,” ujarnya.
Lebih lanjut, Saeful mendesak Kapolda Sulawesi Selatan dan jajaran kepolisian untuk segera mengusut tuntas aktor intelektual di balik mobilisasi kelompok yang melakukan intimidasi tersebut, serta menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat tanpa pandang bulu.
Ia menegaskan bahwa HMI MPO Cabang Wajo Maju menyatakan sikap solidaritas penuh terhadap HMI MPO Cabang Sinjai dan memastikan bahwa seluruh elemen HMI MPO akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Kami berdiri bersama HMI MPO Cabang Sinjai. Jika praktik premanisme dibiarkan, maka yang terancam bukan hanya HMI, tetapi masa depan demokrasi dan keadilan di daerah,” tutup Saeful.
Penulis: Saeful
Editor: SherinaR


